MAKALAH
KETAHANAN PERGURUAN TINGGI
KETAHANAN PERGURUAN TINGGI
Di ajukan untuk
memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan
Oleh:
Mohammad
Irfan Effendi
138314057
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2014
KETAHANAN PERGURUAN TINGGI
(kampus)
Ketahanan
Kampus hanya dapat terwujud apabila
ditopang oleh pribadi-pribadi tangguh. Pribadi tangguh merupakan pribadi yang
sukar dikalahkan, kukuh, tidak lemah (tentang pendirian),
tabah dan tahan. Dalam pribadi-pribadi tangguh terdapat antara lain keuletan
dan kejuangan, sehingga dapat mengatasi tantangan ancaman hambatan dan gangguan, baik dari dalam diri
pribadi maupun dari luar pribadi, baik langsung maupun tidak langsung yang
sangat dibutuhkan demi terwujudnya ketahanan kampus.
Pribadi tangguh seperti
diuraikan di atas dibutuhkan oleh mahasiswa. Apabila hal tersebut diimiliki,
maka mahasiswa akan menjadi pribadi yang tangguh. Namun untuk menjadi pribadi
yang tangguh, diperlukan suatu usaha, tidak dapat terjadi dengan sendirinya.
Jadi, diperlukan suatu proses dan hal ini dapat terjadi di perguruan tinggi.
mahasiswa mendapat penggemblengan, baik
dari segi kecerdasan, ketrampilan maupun mental. Dengan demikian peran perguruan tinggi sangat dibutuhkan untuk
membentuk pribadi mahasiswa yang tangguh.
Saat ini diindikasikan,
pada umumnya mahasiswa belum sampai pada taraf memiliki pribadi yang tangguh. Padahal mahasiswa adalah
generasi muda pewaris nilai luhur, penerus cita-cita bangsa, serta insan
pewaris pembangunan.
Seharusnya mahasiswa memiliki sikap serta rasa percaya
diri akan kemampuan dan kekuatan
sendiri. Mahasiswa
diharapkan menduduki posisi sebagai kader pimpinan bangsa di masa depan dan
pelopor serta penggerak pembangunan yang produktif.
Untuk itu kita harus menjadi pribadi mahasiswa
yang tangguh. Sebab hanya mahasiswa dengan pripadi yang tangguhlah yang akan
mampu menerima estafet kepemimpinan, serta dapat mengatasi
Tantangan-Ancaman-Hambatan-Gangguan.
Karena sebagian waktu
yang dimiliki mahasiswa dipergunakan di perguruan tinggi, maka peran serta
perguruan tinggi untuk membentuk pribadi yang tangguh sangat dibutuhkan. Peran
serta perguruan tinggi dalam membentuk pribadi mahasiswa yang tangguh dapat
secara langsung melalui keteladanan yang diberikan oleh pimpinan Perguruan Tinggi, para dosen
dan semua yang terlibat di dalamnya.
Keteladanan ini
akhirnya akan berdampak pada kewibawaan. Orang berwibawa akan disegani,
dipercaya, sehingga apa saja yang dimaui akan diturut. Secara tidak langsung
melalui Tridharma Perguruan Tinggi. Namun untuk ini dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai.
Perguruan
Tinggi memiliki kekuatan dan
kelemahan dalam melakukan perannya sebagai pembentuk pribadi yang tangguh. Di
satu sisi terdapat sejumlah kendala, namun di sisi lain terdapat peluang
sebagai akibat pengaruh global, regional dan nasional. Untuk itu diperlukan
kebijaksanaan, upaya, serta strategi yang tepat untuk mengimplementasikannya.
Tulisan ini mengkaji
peran mahasiswa dan pembetukan
pribadi mahasiswa yang tangguh untuk mewujudkan ketahanan
kampus. Dengan demikian artikel ini
diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran guna melakukan
langkah-langkah dalam membentuk pribadi yang tangguh sekaligus sebagai sarana
wujudkan ketahanan kampus.
Adapun beberapa faktor yang sangat berperan dan
mempengaruhi terwujudnya ketahanan disuatu Perguruan Tinggi, antara lain:
A. Peran Pimpinan Perguruan Tinggi
Pemimpin perguruan
tinggi tidak kalah pentingnya dalam melakukan perannya membentuk pribadi
mahasiswa yang tangguh. Hal ini mengingat bekal ilmu yang diperoleh (IPTEK) seimbang
dengan sikap perilaku individu (intelektualitas), sehingga dapat mewujudkan
ketahanan perguruan tinggi.
Pimpinan perguruan tinggi dalam kepemimpinannya mengalami hambatan di bidang
manajerial dan akademik.
B. Peran Dosen
Keberadaan dosen sangat
menentukan pembentukan pribadi mahasiswa yang tangguh seperti yang telah
diuraikan atau dijelaskan sebelumnya. Adapun peran dosen dalam proses belajar mengajar, perannya
sangat menentukan bagi mahasiswa dan kemajuan
Perguruan Tinggi. peran dosen
sebagai antara lain:
·
Informatory
Adalah orang
yang memberi informasi
·
Transmitter
Adalah orang
yang memindahkan, dalam hal ini memindahkan atau menstransfer ilmu
·
Motivator
Adalah orang
yang memberi dorongan
·
Katalisator
Adalah alat
yang dapat mempercepat reaksi “cepat
tanggap terhadap perubahan”
·
Moderator
Adalahorang
yang berdiri di tengah, dan
·
Fasilisator
Adalah orang
yang memberi segala kemudahan dalam
proses belajar mengajar, namun perannya sangat menentukan bagi mahasiswa dan kemajuan Perguruan
Tinggi.
Dosen
diharapkan mampu memberikan proses perubahan terhadap sikap dan perilaku
peserta didik. Karena produk perguruan tinggi harus seimbang antara bekal ilmu
yang diperoleh (IPTEK) dengan
sikap perilaku individu (inteletualitas). Supaya ada perubahan sikap dan
perilaku peserta didik, perlu ditanamkan nilai-nilai moral. Nilai-nilai moral
dapat ditanamkan melalui masing-masing disiplin ilmu. Karena sikap, pandangan,
sistem nilai dosen yang kurang kondusif bagi perkembangan Perguruan Tinggi, dosen beranggapan bahwa dalam
mengajar hanya bertugas untuk menstranfer ilmu, sehingga kurang, bahkan tidak
menanamkan nilai-nilai moral.
Dosen
beranggapan bahwa nilai-nilai moral ditanamkan pada mahasiswa melalui mata
kuliah tersendiri yang diajarkan oleh dosen lain. Hal ini semakin jelas dengan
diperbincangkannya mata kuliah
Pembentukan karakter (pend. Agama, pend. Filsafat)
agar diajarkan sebagai mata kuliah tersendiri.
para
dosen menyadari, melalui disiplin ilmu yang diajarkan sekaligus dapat menanamkan
nilai-nilai moral. Balas jasa dosen yang belum memadai, dan situasi serta
tuntutan ekonomi khususnya di kota-kota besar, menjadikan dosen terpaksa
mengajar ke berbagai tempat dengan beberapa mata kuliah yang diampunya. Hal ini
tentu saja mengakibatkan dosen tersebut kurang dapat mempersiapkan diri dalam
mengajar, sehingga hasilnya tidak maksimal. Dilihat dari segi kualitas, hal tersebut kurang
menguntungkan.
C. Peran Mahasiswa
Mahasiswa sebagai
generasi muda, pewaris nilai luhur budaya, penerus cita-cita bangsa, serta
pewaris pembangunan merupakan kader pimpinan bangsa di masa depan dan pelopor
serta penggerak pembangunan yang produktif,
namun:
a) Sebagai
pribadi, yang berasal dari seluruh
pelosok tanah air masih bersifat labil, dengan
karakter adat kebiasaan yang berbeda, sifat ketergantungan masih besar, belum
memiliki pola pikir dan pola sikap yang sama, sehingga belum memiliki perilaku
yang sama.
b) Sebagai
kelompok, setelah memasuki masa orientasi yang telah dikenalkan dengan situasi
kampus mulai memasuki masa menyesuaikan diri dengan adat kebiasaan perguruan
tinggi. Mereka mulai berkembang ke arah lebih dewasa, sifat ketergantungan
sudah mulai berkurang, ada
kemandirian. Sekalipun karakter berbeda sudah mulai ada gerak yang sama. Justru
karakter yang berbeda merupakan aset yang
memperkaya perguruan tinggi (kampus).
c) Sebagai
satuan, mahasiswa yang sudah berkembang dewasa semakin didewasakan setelah
bergabung dan aktif dalam senat dan kegiatan mahasiswa. Senat dan kegiatan
mahasiswa sebagai sarana bagi mahasiswa untuk belajar memimpin dan sebagai
pemimpin. Dari sini akan muncul calon-calon pemimpin bangsa seperti yang telah
diuraikan sebelumnya.
Hubungan
Perguruan Tinggi dengan Mahasiswa
Mahasiswa
sebagai peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi tertentu, merupakan salah satu sivitas
akademika yang mempunyai hubungan timbal balik dengan perguruan tinggi
tempatnya belajar. Bila hubungan timbal balik antara perguruan tinggi dengan mahasiswa dijalin secara
baik, akan dapat terwujud ketahanan di lingkungan
perguruan tinggi,
Dari rangkaian tersebut
nampak bahwa perguruan tinggi berperan untuk menciptakan suasana yang kondusif yang
memungkinkan mahasiswa dapat mengembangkan dirinya. Dalam realita mahasiswa
mudah dipengaruhi berbagai:
1)
dari gambaran kondisi dosen sebagaimana
telah diuraikan sebelumnya, sulit diharapkan perguruan tinggi mampu
menghasilkan suatu karya ilmiah yang dapat diandalkan. Dengan kata lain peranan
perguruan tinggi dalam menghasilkan penelitian dan karya ilmiah untuk
pengembangan IPTEK maupun kebutuhan terapan belum memperoleh porsi yang
memadai.
2)
penelitian masih belum terlaksana,
karena kurang tenaga ahli, sarana dan prasarana
3)
terbatasnya dana dan waktu, meskipun ada
semangat untuk meneliti
4)
lemahnya penelitian juga disebabkan oleh
dosen senior yang kurang menaruh minat, sementara dosen muda masih mengusahakan
pemenuhan tuntutan ekonomi
Dengan demikian jelas bahwa
peranan perguruan tinggi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
pembangunan belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Dan juga agar perguruan tinggi
tidak dijauhi masyarakat, maka harus mampu melakukan kegiatan kemasyarakatan “Pengabdian
Masyarakat”
Pengabdian
Masyarakat
Pengabdian masyarakat dapat berupa penerapan
ilmu dan hasil penelitian untuk kepentingan memecahkan masalah yang dihadapi
masyarakat. Sivitas akademika menjadi pioner dan penggerak
pembangunan masyarakat di sekitarnya, baik melalui program pelatihan, pemecahan
masalah pembangunan, inovasi-inovasi untuk kemajuan, program kuliah kerja
nyata, memberikan motivasi berswadaya dalam pembangunan. Program pengabdian
pada masyarakat dilakukan bukan saja bermanfaat bagi masyarakat, tetapi juga
bermanfaat bagi perguruan tinggi, lebih-lebih bagi mahasiswa dan dosen. Bagi
mahasiswa dan dosen akan tertanam pengertian dan pemahaman terhadap arti
pembangunan nasional, integritas kebangsaan, kesetiakawanan social dan nilai-nilai budaya bangsa, sehingga
akan tercipta manusia terdidik yang memiliki wawasan
kebangsaan yang dalam.
Pada dasarnya
pengabdian kepada masyarakat adalah positif karena mendukung dalam membentuk
pribadi mahasiswa yang tangguh. Namun karena
kekurangan dana, banyak perguruan tinggi belum melaksanakan kegiatan ini,
sementara itu dosen juga memiliki keterbatasan waktu karena mengajar di
berbagai perguruan tinggi. Tujuanya membentuk pribadi mahasiswa yang tangguh.
Sasarannya adalah:
a)
Terwujudnya pimpinan perguruan tinggi
yang dapat mengayomi dan menjadi contoh keteladanan bagi seluruh sivitas
akademika.
b)
Menyiapkan piranti lunak yang dapat
mempercepat terbentuknya pribadi mahasiswa yang tangguh.
c)
Meningkatkan kualitas dosen atau
pendidik secara konsisten dan berlanjut.
d)
Terciptanya kondisi kondusif, yang
memungkinkan mahasiswa dapat menyatakan dirinya, menuangkan dan mengembangkan
kreatifitasnya, serta mengaktualisasikan dirinya, sehingga menumbuhkan rasa
percaya diri.
e)
Terciptanya iklim belajar dan mengajar
yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar yang gilirannya
mampu menumbuhkan dan menciptakan sikap serta perilaku yang kreatif, inovatif
dan berkeinginan untuk maju.
f)
Terjalin dan terbinanya kerjasama dengan
lembaga pemerintah dan swasta yang dilakukan secara selektif dan kritis.
g)
Terciptanya suasana disiplin, dengan
adanya peraturan secara tertulis yang memungkinkan mahasiswa melatih diri untuk
berdisiplin dan tanggung jawab
h)
Terdapatnya kurikulum yang dapat
menunjang terbentuknya pribadi mahasiswa yang tangguh.
i)
Tersedianya anggaran dan dana yang
cukup.
j)
Tersedianya sarana dan prasarana
penunjang akademik, berupa: gedung, peralatan, laboratorium (bahasa, computer,
bengkel), perpustakaan.
k)
Tersedianya sarana dan prasarana
penunjang kegiatan ekstra kurikuler, berupa: lapangan
yang luas, peralatan kegiatan ekstrakurikuler (bola, band, teater, dsb).
KESIMPULAN
DAN SARAN
1.
Peran perguruan tinggi dalam membentuk
pribadi mahasiswa yang tangguh
harus melibatkan banyak pihak, bersifat komprehensif integral.
2.
Untuk membentuk pribadi mahasiswa yang
tangguh perlu keteladanan, baik di lingkungan
kampus maupun dari peran dosen dan peran pimpinan.
3.
Diprperlukan kondisi yang memungkinkan
agar mahasiswa tidak takut untuk menampilkan dirinya sendiri, sehingga
menumbuhkan rasa percaya diri, dan berani mengemukakan pendapat secara jujur.
4.
Diperlukan suasana disiplin, sebab
dengan adanya peraturan secara tertulis akan mendorong mahasiswa melatih diri
untuk berdisiplin dan tanggung jawab.
5.
Pengaruh global menyebabkan mahasiswa
dapat mengembangkan dirinya, dan berwawasan luas. Untuk itu perlu kerja sama
antar instansi, baik swasta maupun pemerintah, baik dalam maupun luar negeri.
SARAN-SARAN
Guna mewujudkan
terbentuknya pribadi mahasiswa yang tangguh untuk mencapai ketahanan Perguruan Tinggi,
diperlukan beberapa langkah perbaikan antara lain:
1.
Hilangnya kepercayaan mahasiswa terhadap
pimpinan, perlu dipulihkan kembali, termasuk dalam kapasitas dan kredibilitas
pemerintah.
2.
Para penyelenggara dan pengelola
perguruan tinggi sebaiknya meningkatkan diri dan mempunyai wawasan luas.
3.
Matakuliah budipekerti tidak perlu
diberikan tersendiri, tetapi diintegrasikan dengan disiplin ilmu, etika. Dan mata kuliah pengembangan karater
yang diberikan pada semester awal.
4.
Pengabdian kepada masyarakat, seperti
kuliah kerja nyata (KKN) supaya diaktifkan kembali, sebab dapat menumbuhkan
rasa kesetiakawanan dan rasa percaya diri.
5.
Bidang ekonomi supaya dipulihkan,
sehingga dosen tidak perlu mengajar di beberapa perguruan tinggi, dan mahasiswa
yang putus kuliah dapat kembali ke bangku kuliah
No comments:
Post a Comment