MAKALAH
PROSES DAN ALUR PERENCANAAN KARIR
Diajukan
untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Manajemen Sumberdaya Manusia
Oleh:
Mohammad
Irfan Effendi 13080314057
Viky
Adi Putra 13080314048
FAKULTAS EKONOMI
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Salah satu
kunci sukses dalam berkarier adalah perencanaan yang matang. Perencanaan tidak
hanya dibuat sekali, tetapi harus dilakukan berulang-ulang. Seperti halnya
pemeriksaan kesehatan, karier pun butuh dicek secara berkala. Apalagi jika
pekerjaan yang dijalani tidak sesuai ekspektasi dan tidak sesuai dengan bakat
dan minat. Segera berpikir untuk menata ulang karier. Tidak ada kata terlambat
untuk melakukannya. Perencanaan karier bukanlah suatu proses yang sulit ataupun
menjadi beban. Bahkan sebaliknya, hendaknya ini dilihat sebagai proses yang
memberikan makna kepada perjalanan karier anda. Proses ini akan membantu anda
mencapai tujuan karier.
Salah
satu dorongan orang bekerja pada suatu organisasi, termasuk perusahaan adalah
karena disanalah kesempatan untuk maju. Sudah menjadi sifat dasar dari manusia
pada umumnya untuk menjadi lebih baik, lebih maju dari posisi yang di punyai
saat ini, karena itulah mereka menginginkan suatu kemajuan dalam hidupnya.
Kesempatan
untuk maju yang termasuk dalam program pengembangan dapat diwujudkan jika
mereka diberikan kesempatan untuk mengikuti program pendidikan dan pelatihan.
Program pendidikan dan pelatihan yang mana diikuti perlu direncanakan dengan
baik, agar pada gilirannya mereka mempunyai kesempatan untuk dipromosikan
dipindahkan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang mempunyai status dan
tanggung jawab yang lebih tinggi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian perencanaan karier?
2. Apa
manfaat perencanaan karier?
C. Tujuan
Masalah
1. Untuk
mengetahui pengertian perencanaan karier
2. Untuk
mengetahui manfaat perencanaan karier.
BAB
II
PEMBAHASAN
PERENCANAAN
KARIER
A. Pengertian
Perencanaan Karier
perencanaan
adalah proses pengambilan keputusan dari sejumlah pilihan mengenai sasaran yang
akan dilaksanakan dimasa yang akan datang agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan se-efisien dan se-efektif mungkin.
Karier
(career) merupakan istilah teknis dalam administrasi personalia. Karier adalah semua pekerjaan atau jabatan yang
dimiliki atau dipegang selama kehidupan kerja seseorang.
Sedangkan
Perencanaan karier sendiri adalah proses dimana individu karyawan
mengindetifikasi dan mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan-tujuan
kariernya.
Untuk
meniti karier, seorang karyawan harus memiliki atau memenuhi persyaratan
tertentu guna mendukung peningkatan kariernya.
Keberhasilan
karier seseorang dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini:
a. Pendidikan
formal.
Biasanya menjadi syarat untuk duduk di
sebuah jabatan, misalnya syarat untuk menjadi dosen, maka minimal harus
berpendidikan sarjana.
b. Pengalaman
kerja.
Ada beberapa pengamat menilai bahwa dalam
mempromosikan para senior bukan hanya mempertimbangkan pengalaman tetapi juga
kemampuan dan keahliannya.
c. Sikap
atasan.
Bila seorang karyawan ingin meniti
kariernya dengan baik, maka selain membenahi diri dengan meningkatkan prestasi, juga perlu membackup
diri dengan tingkah laku atau moral yang baik. Dengan bekal moral yang baik,
diharapkan akan menyenangkan atasan dan rekan sekerja, mereka merasa sejuk bila
melihat kehadirannya.
d. Prestasi
kerja.
Usaha yang kuat dari dalam diri seseorang,
walaupun karena keterbatasan pendidikan, pengalaman, dan dukungan rekan-rekan
sekerja.
e. Faktor
nasib.
Dalam meraih karier, selain harus berusaha kerja
keras, juga harus dengan do’a agar nasib yang misteri ini menjadikan yang
terbaik.
Perencanaan
karier juga memiliki proses, proses karier tersebut merupakan suatu proses yang
sengaja diciptakan perusahaan untuk membantu karyawan agar lebih meningkatkan
karier. Proses karier, suatu kerangka yang dibangun dalam upaya membantu
karyawan, seperti:
a. Menggambarkan
secara jelas keahlian, nilai, tujuan karier, serta kebutuhan untuk pengembangan
b. Merencanakan
untuk mencapai tujuan karier
c. Secara
kontinu mengevaluasi, merevisi, dan meningkatkan rancangan
Untuk
mencapai proses karier yang baik perlu memperhatikan prinsip-prinsip, yaitu:
1. Karyawan
bertanggung jawab terhadap kariernya
2. Keahlian
karyawan didasarkan pada usaha perjuangannya
3. Perencanaan
karier dibuat secara sadar dan sukarela
4. Menggunakan
continuous improverement untuk menumbuhkan pribadinya
5. Sukses
dijabarkan dengan baik oleh diri karyawan.
Kesuksesan karier sangat dipengaruhi oleh
dua aspek:
1) kemampuan
dan kemauan untuk melihat jauh ke depan.
2) keuletan
dari individu tersebut dan juga berdoa kepada Allah, serta berbuat baik pada
orang lain sehingga memperoleh kesempatan baik
Sesulit
apapun meniti karier, perencanaan karier diperlukan bagi karyawan agar selalu
siap menggunakan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya. Orang yang berhasil
dan berprestasi baik dalam penugasannya pada suatu organisasi atau perusahaan
biasanya sangat memperhatikan masalah perencanaan karier. Pelaksanaan
perencanaan karier di suatu perusahaan meliputi kesesuaian antara keinginan
karyawan dengan kesempatan yang tersedia dalam perusahaan.
B. Ruang
Lingkup Perencanaan Karier
Perencanaan
karier merupakan bagian yang sangat penting karena menentukan dinamika
organisasi atau perusahaan untuk manajemen sumber daya manusia. Ruang lingkup
perencanaan karier mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Perencanaan
jenjang jabatan atau pangkat karyawan.
b. Perencanaan
tujuan-tujuan organisasi atau perusahaan.
Kedua
hal tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena keduanya saling
berkaitan. Jenjang karier seseorang akan menunjang kepentingan dan atau
tujuan-tujuan organisasi atau perusahaan yang telah disiapkan. Oleh karena itu,
setiap perencanaan karier akan mengarah pada tercapainya kepentingan atau
tujuan organisasi. Makin lancar perencanaan dan pelaksanaan karier maka
organisasi atau perusahaan yang bersangkutan akan semakin dinamis.
a. Perencanaan
Jenjang Jabatan/Pangkat
Jabatan adalah kedudukan
yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang karyawan
dalam suatu rangkaian susunan organisasi. Dalam hal ini, baik jabatan
structural maupun jabatan fungsional, seperti, peneliti, dokter penasehat, yang
memiliki jenjang karier masing-masing. Pangkat adalah kedudukan yang
menunjukkan tingkat seorang karyawan atau pegawai dalam rangkaian susunan
kepegawaian dan yang digunakan sebagai dasar penggajian. Semakin tinggi
pangkat, semakin terbatas pula jumlah personel yang menduduki kepangkatan tersebut.
Dengan demikian, terdapat pyramidal kepangkatan yang serasi sesuai dengan
prinsip rentang kendali (span of control) dalam suatu organisasi atau
perusahaan.
b. Perencanaan
Tujuan Organisasi
Suatu organisasi atau
perusahaan mutlak harus mempunyai tujuan yang jelas. Perumusan tujuan harus
didasarkan pada perencanaan yang matang sebab dari tujuan organisasi inilah
akan dapat ditentukan:
1. Besar
kecilnya misi organisasi
2. Berat
ringannya tugas pekerjaan
3. Spesifikasi
pekerjaan yang perlu dirumuskan
4. Jenis
kelompok pekerjaan yang perlu disusun
5. Kuantitas
dan kualitas personel yang diperlukan.
Dengan
demikian, tujuan-tujuan organisasi mulai dari tingkat teratas sampai dengan
eselon-eselon dibawahnya akan menentukan jalur karier anggota organisasi.
Disinilah kemampuan kepemimpinan akan diuji untuk dapat meniti jenjang karier.
C. Penyusunan
Perencanaan Karier.
Dalam penyusunan
perencanaan karier diperlukan empat hal pokok, yaitu:
a) Jabatan
Pokok dan Jabatan Penunjang
Setiap organisasi atau perusahaan terdapat
jabatan pokok dan jabatan penunjang. Jabatan pokok adalah jabatan yang fungsi
dan tugas pokoknya menunjang langsung tercapainya sasaran pokok organisasi atau
perusahaan.
b) Pola
Jalur Karier Bertahap
Pola jalur karier bertahap adalah suatu
pola yang menunjukkan urutan berjenjang dan bertahap dari jabatan-jabatan dalam
struktur organisasi yang membentuk karier seseorang. Urutan jawaban yang
berjenjang dan bertahap itulah yang harus ditempuh oleh seorang karyawan atau
anggota organisasi dalam meniti kariernya. Disini perlu diperhatikan latar
belakang pendidikan dan pengalaman tugas dari masing-masing individu yang
meniti karier.
c) Jabatan
Struktural
Pada dasarnya jabatan struktural adalah
jabatan yang diperuntukkan bagi mereka yang diarahkan kejenjang yang paling
tinggi dalam organisasi. Dengan demikian, orang baru atau karyawan baru harus
melalui program orientasi terlebih dahulu dan diberi pengalaman pada jabatan
staf yang bersifat membantu jabatan struktural karena jabatan struktural sangat
memerlukan kematangan psikologis, selain kematangan dan kemampuan pribadi.
d)
Tenggang Waktu Jabatan
Tenggang waktu jabatan seseorang atau masa
jabatan seseorang dalam suatu organisasi sebaiknya ditentukan secara tegas dan
pasti sebab hal tersebut akan memberikan efek psikologis yang positif terhadap
pemangku jabatan yang bersangkutan.
D. Manfaat
Perencanaan Karier
Perencanaan karier, sebagaimana
telah diuraikan diatas, jelas sangat bermanfaat tidak hanya bagi para karyawan
atau anggota organisasi dalam pelaksanaan tugasnya, tetapi juga bermanfaat bagi
organisasi secara keseluruhan.
Manfaat perencanaan karier dapat
dikemukakan sebagai berikut:
a) Mengembangkan
karyawan yang dapat dipromosikan. Ini berarti bahwa perencanaan karier dapat
membantu mengembangkan suplai karyawan internal terutama karyawan yang
potensial.
b) Menurunkan
perputaran karyawan. Perhatian terhadap karier individual dalam perencanaan
karier yang ditetapkan akan dapat meningkatkan loyalitas pada organisasi tempat
mereka bekerja (rasa kesetiaan organisasional)
c) Mengungkap
potensi karyawan. Adanya perencanaan karier yang jelas akan mendororng para
karyawan secara individual maupun kelompok menggali kemampuan potensial
masing-masing untuk mencapai sasaran-sasaran karier yang diinginkan.
d) Mendorong
pertumbuhan. Perencanaan karier yang baik akan dapat mendorong semangat kerja
karyawan untuk tumbuh dan berkembang. Dengan demikian, motivasi kerja para
karyawan dapat dipelihara.
e) Mengurangi
penimbunan. Ini berarti perencanaan karier akan dapat mengangkat kembali para
karyawan yang tidak berkualifikasi untuk maju sehingga tidak tertimbun
tanpa harapan.
f) Memuaskan
kebutuhan karyawan. Dengan adanya perencanaan karier berarti adanya pengakuan
dan penghargaan terhadap prestasi individual karyawan. Hal inilah yang akan
dapat memuaskan karyawan, yang pada dasarnya merupakan kebutuhan organisasi
juga.
g) Membantu
pelaksanaan rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui. Perencanaan karier
dapat membantu para karyawan agar siap untuk menduduki jabatan-jabatan yang
lebih penting. Persiapan ini akan membantu pencapaian rencana-rencana kegiatan
yang telah ditetapkan.
h) Meluruskan
strategi dan syarat-syarat karyawan intern. Dengan membantu karyawan didalam
perencanaan karier, departemen SDM dapat mengantisipasi rencana karjanya serta
mendapatkan bakat yang diperlukan untuk mendukung strategi perusahaan.
i) Memudahkan
penempatan keluar negeri. Perusahaan menggunakan perencanaan karier untuk
membantu mengidentifikasi dan menyiapkan penempatan karyawan keseluruh penjuru
dunia.
j) Membantu
di dalam keanekaragaman tenaga kerja. Perencanaan karier membantu karyawan
beraneka ragam latar belakangnya didalam mempelajari harapan-harapan
perusahaan.
k) Menyaring
potensi karyawan. Perencanaan karier mendorong karyawan untuk lebih selektif
didalam menggunakan kemampuannya sebab mereka
mempunyai tujuan karier yang lebih khusus.
Untuk terwujudnya manfaat perencanaan
karier tersebut, perusahaan harus mendukung melalui pendidikan karier,
informasi karier, dan penyuluhan.
a) Pendidikan
Karier
Banyak SDM yang kurang menyadari tentang manfaat
perencanaan karier. Oleh karena itu, departemen SDM hendaknya meningkatkan
kesadaran karyawan tersebut melalui berbagai teknik pendidikan seperti
lokakarya dan seminar. Dengan kegiatan ini akan mendorong karyawan untuk mengemukakan
konsep-konsep yang berkaitan dengan perencanaan karier. Usaha pendidikan kerier
dapat dilakukan melalui media cetak
maupun elektronik.
b) Informasi
Karier
Departemen SDM harus menyediakan informasi
yang diperlukan karyawan di dalam membuat perencanaan karier seperti informasi
tentang uraian kerja serta spesifikasinya. Apabila tersedia informasi tentang
kelompok kerja, karyawan dapat menemukan jalan karier yang layak serta dapat
menilainya dengan jalan menanyakannya kepada orang yang telah menjalaninya.
Satu masalah yang sering ditemui adalah banyak karyawan yang ingin
menghindarkan diri dari pekerjaan yang kurang menyenangkan serta yang
memberikan penghasilan yang rendah. Untuk mencegah hal ini departemen SDM dapat
membuat jenjang kemajuan suatu pekerjaan dimana masing-masing jenjang merupakan
bagian dari suatu karier serta memerlukan persyaratan tertentu. Disamping itu departemen SDM menyediakan informasi
tentang jalan alternatif menuju karier. Jadi kalau ada seorang karyawan yang
tidak berminat pada suatu jenjang pekerjaan tertentu, ada alternatif lain bagi
karyaawan tersebut tetap dapat mengembangkan kariernya.
c) Keterlibatan Individual
Untuk membantu SDM menetapkan tujuan
karier dan menemukan jalan yang tepat untuk mencapainya diperlukan adanya penyuluhan
karier. Penyuluhan karier akan membantu
karyawan dalam memilih pekerjaan yang diminati serta mengamati dan menafsirkan
sikap, keterampilan serta tes psikologi lainnya. Salah satu masalah didalam
membantu perencanaan karier karyawan adalah adanya karyawan yang kariernya
terhambat karena bukan semata-mata kesalahan karyawan itu sendiri melainkan
juga kesalahan perusahaan.
d) Bimbingan
Karier
Untuk membantu karyawan menetapkan
tujuan-tujuan karier dan menemukan jenjang karier yang sesuai, sejumlah departemen
memberikan bimbingan penyuluhan karier. Konsultan karier bisa jadi merupakan
orang yang mendengarkan berbagai kepentingan perusahaan dan kepentingan
karyawan dan memberikan informasi terkait pekerjaan tertentu.
E. Pola
Karier
Hasil dari perencanaan
karier adalah penempatan SDM pada bidang tugas yang merupakan bagian awal dari
rangkaian suatu pekerjaan. Dari perspektif perusahaan, pola karier merupakan
perencanaan yang penting di bidang SDM. Pola karier didefinisikan sebagai bagian
dari pekerjaan yang membentuk karier individu. Pola karier adalah bagian yang
berkesinambungan dari pekerjaan khusus yang terkait dengan kesempatan.
SDM perusahaan di masa
mendatang tergantung dari proyeksi rotasi karyawan dengan memperhatikan
peringkat pekerja. Dari perspektif SDM, pola karier merupakan bagian dari
pekerjaan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pribadi dan karier.
Pola karier tradisional
memfokuskan pada mobilitas/pergerakan ke atas dari suatu pekerjaan tuggal atau
area fungsional. Pola ini mendasarkan pada pengalaman kerja dan preferensi
individual.
Ada berbagai aktivitas-aktivitas
perencanaan karier diantaranya:
a. Berbagai
tanggung jawab karyawan:
1. Menilai
sendiri kemampuan, minat, dan nilai-nilai
2. Menganalisis
opsi-opsi karier.
3. Memutuskan
kebutuhan dan tujuan.
4. mengkomunikasikan
preferenssi pengembangan kepada manajer.
5. Merencanakan
bersama manajer mengenai rencana-rencana tindakan yang disepakati oleh kedua
belah pihak.
6. Mengikuti
rencana yang telah disepakati.
b. Berbagai
tanggung jawab manajer
Bertindak sebagai
katalisator, membuat karyawan peka terhadap proses perencanaan pengembangan.
1. Menilai
realism tujuan-tujuan yang dinyatakan oleh karyawan dan kebutuhan-kebutuhan
pengembangan yang dirasakan.
2. Memberikan
nasihat kepada karyawan dan mengembangkan sebuah rencana yang saling
disepakati.
3. Menindak
lanjuti dan menyempurnakan rencana-rencana karyawan bilamana sesuai dengan visi
dan misi.
c. Berbagai
tanggung jawab organisasi
Memberikan sebuah model
perencanaan karier, sumber daya, konseling, dan informasi yang dibutuhkan untuk
perencanaan karier individu.
1. Memberikan
pelatihan dalam rencana pengembangan karier kepada manajer dan karyawan serta
konseling karier kepada para manajer.
2. Memberikan
program-program pelatihan keahlian dan peluang-peluang pengalaman pengembangan
dalam pekerjaan.
F. Pertimbangan
dalam Perencanaan Karier
Dalam perencanaan karier
perlu dipertimbangkan beberapa hal, terutama yang menyangkut masa jabatan atau
pemindahan jabatan seseorang yang berpengaruh pada jenjang kariernya.
Pertimbangan tersebut antara lain masa jabatan yang singkat, masa jabatan yang
terlalu lama, dan keinginan dipindahkan dari jabatan tertentu.
a. Masa
Jabatan yang Singkat
Seseorang yang memangku
jabatan belum cukup lama atau terlalu singkat maka akan mengakibatkan hal-hal
seperti berikut:
1.
Pada umumnya mereka belum mengenal dan
menghayati pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya tersebut.
2.
Program kerja yang mungkin sudah
ditetapkan belum sempat diselaesaikan
dengan tuntas.
3.
Penghayatan pada jabatan yang dipangku
belum mendalam, namun harus menyipkan diri untuk memahami tugas baru.
4.
Secara psikologis, menimbulkan pertanyaan
yang tidak mudah dijawab untuk mengetahui penyebabnya.
b. Masa
Jabatan yang Terlalu Lama
Masa jabatan seseorang
yang terlalu lama dalam suatu organisasi juga merupakan gejala yang tidak
sehat. Akibat-akibat yang timbul dari jabatan yang terlalu lama adalah sebagai
berikut:
1. Adanya
rasa bosan karena pekerjaan dan rutinitas yang sama sehingga kurang bervariasi.
2. Sikap
pasif dan apatis sehingga menurunnya moivasi dan inisiatif dalam bekerja.
3. Menumpulkan
kreativitas karena kurang tantangan yang berarti.
4. Menimbulkan
iklim kerja yang stastis dan menutup kemungkinan pejabat baru dari generasi
penerusnya.
c. Keinginan
Pindah Jabatan
Harapan untuk dipindahkan
dari jabatan lama kejabatan baru selalu ada dalam pikiran para karyawwan atau
anggota organisasi. Berbagai penyebab keinginan pindah jabatan antara lain
sebagai berikut:
1. Seseorang
terlalu lama menjabat suatu jabatan didaerah terpencil sehingga dirasakan tidak
mudah mengembangkan diri.
2. Perasaan
kurang tepat pada jabatan yang sekedar diembang karena tidak sesuai dengan
latar belakang pendidikan, pengalaman, atau keinginan.
3. Merasa
bahwa jabatan ynag sekarang sekadar batu loncatan untuk meniti karier lebih
lanjut.
Demikian
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun perencanaan karier dalam
suatu organisasi sehingga tidak timbul kefatalan dalam mendinamiskan
organisasi, terutama untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
G. Pengembangan
Karier
Pengembangan karier
adalah proses peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka
mencapai karier yang diinginkan. Tujuan dari pengembangan karier adalah untuk
menyesuaikan kebutuhan dan tujuan karyawan dengan kesempatan karier yang
tersedia di perusahaan.
Walaupun perencanaan karier penting dalam
fase sebuah karier, namun terdapat 3 poin dalam perjalanan karier yang cukup
krusial.
·
Pertama, pada saat karyawan mulai
dikontrak.
·
Kedua, pertengahan karier, yaitu kondisi
di mana karyawan sudah mulai menghadapi tekanan dan tanggung jawab pekerjaan
yang berbeda pada saat yang bersangkutan mulai dikontrak.
·
Ketiga, masa prapensiun, pekerja
menghadapi ketidakpastian akibat kondisi ekonomi, social dan hubungan
antarpersonal.
Karier disadari secara
individual, dan dibatasi secara social; manusia tidak hanya meniti atau
mencetak karier dari pengalaman-pengalaman khusus mereka, tetapi
kesempatan-kesempatan karier yang diberikan dalam masyarakat juga mempengaruhi
dan “membentuk” manusia.
Serangkaian pengalaman yang berhubungan
dengan kerja tidak harus merupakan suatu profesi, dalam arti hokum atau
kedokteran, untuk dianggap sebagai suatu karier.
Ada banyak kekuatan yang
membantu pengembangan dan pembentukan suatu karier. Masukan-masukan dasar
terdiri dari sifat-sifat fisik dan mental, orang tua, sekolah, pengelompokan
etnis, jenis kelamin, teman sebaya, pengalaman dalam organisasi, dan umur. Dari
ini semua, individu itu akan mengembangkan suatu gagasan tentang suatu karier
yang erat kaitannya dengan kebutuhannya akan harga diri. Suatu arah akan dipilih dan tujuan atau
tingkat aspirasi akan muncul. Keputusan-keputusan khusus harus diambil misalnya
tentang organisasi tempat karier itu akan dikembangkan. Strategi dan taktik
dipilih dengan mengingat faktor-faktor situasional. Kegagalan dan keberhasilan
akan sama-sama mengakibatkan modifikasi atas gagasan karier internal.
Kunci untuk keberhasilan
karier pada masa yang akan datang lebih tercermin dari pengalaman hidup
seseorang daripada posisi yang dimiliki. Yang penting semua diarahkan pada
jalur yang tepat dan cocok dengan kemampuan, bakat dan cita-citanya sehingga
karyawan dengan prestasi yang baik, tidak merasa dirinya tidak meningkat
kariernya dan seolah-olah macet.
Perusahaan harus membuat
sebuah pola jalur karier. Yang dimaksud dengan pola jalur karier adalah arah
kemajuan seseorang dalam bidang pekerjaannya. Jadi, pengembangan karier adalah
peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan untuk mencapai suatu rencana
karier.
Dasar karier
1. Kemampuan
manajerial
2. Kemampuan
fungsional-teknis
3. Keamanan
4. Kreativitas
5. Otonomi
independensi
Dalam
merencanakan pengembangan karier, para manajer personalia memerlukan
pengetahuan tentang dorongan-dorongan dan kebutuhan-kebutuhan dasar para
karyawan.
H. Tahap-tahap
Pengembangan Karier Individu
Fase awal/pembentukan
menekankan perhatian untuk memperoleh jaminan terpenuhinya kebutuhan dalam
tahun-tahun awal pekerjaan. Selanjutnya fase lanjutan, di mana pertimbangan
jaminan keamanan sudah mulai berkurang, namun lebih menitikberatkan pada
pencapaian, harga diri dan kebebasan. Selanjutnya fase mempertahankan, pada
fase ini individu mempertahankan pencapaian keuntungan atau manfaat yang telah
diraihnya sebaagai hasil pekerjaan di masa lalu. Individu telah merasa terpuaskan,
baik secara psikologis maupun financial. Setelah itu, individu kemudian
memasuki fase pensiun. Individu telah menyelesaikan satu karier, dan akan
berpindah ke karier lain, dan individu memiliki kesempatan mengekspresikan
aktualisasi diri.
Program pengembangan karier
1. Pengembangan
karier terintegrasi dengan perencanaan SDM
2. Hubungan
antara perencanaan karier dengan pengembangan karier
3. Kebutuhan
pekerja
Suatu
program pengembangan karier yang dirancang dengan tepat menyangkut 3 unsur
utama:
1) membantu
para karyawan dalam menilai kebutuhan-kebutuhan karier internal mereka sendiri
2) mengembangkan
dan menyiarkan kesempatan-kesempatan karier yang tersedia dalam organisasi, dan
3) menghubungkan
kebutuhan-kebutuhan dan kemampuan-kemampuan karier
Penilaian
kebutuhan karier.
Karier
seseorang adalah suatu kehidupan yang sangat pribadi dan penting. Sikap dasar
organisasi haruslah mengizinkan setiap orang untuk mengambil keputusannya
sendiri. Peran manajer personalia membantu proses pengambil keputusan dengan menyediakan
sebanyak mungkin informasi tentang karyawan kepada karyawan itu sendiri.
Dengan
bantuan para pengamat ahli, para karyawan dibantu untuk mengambil keputusan
yang berhubungan dengan tujuan karier yang tepat dan kebutuhan pengembangan
yang sesuai tujuan.
Kesempatan-kesempatan
karier.
Setelah
menyadari bahwa para karyawan mempunyai kebutuhan karier tertentu, wajarlah
jika selanjutnya terdapat kewajiban untuk membuat bagan jalur-jalur karier
melalui organisasi. Kesempatan-kesempatan yang terbatas untuk kemajuan berarti
harus diketahui dan diberitahukan kepada para calon pelamar. Para karyawan yang
sangat dipengaruhi oleh “keterjaminan sebagai dasar karier” sangat mengharapkan
pekerjaaan semacam ini.
Penyelarasan
kebutuhan-kesempatan. Jika para karyawan menilai dengan teliti
kebutuhan-kebutuhan karier dan telah menyadari kesempatan karier di dalam
organisasi, masalah yang masih ada adalah masalah penyelarasan.
Dua
masalah karier masa kini
1. Masalah
personalia yang “sudah mentok” yang kemajuan kariernya telah berhenti untuk
sementara atau selamanya.
2. Jumlah
keluarga yang berkarier ganda yang makin besar.
Karier
yang sudah mentok (Plateued). Berbagai macam kegiatan dapat dilakukan untuk
berurusan dengan orang yang sudah mentok itu. Diantara, para mentor dapat
membantu untuk mengubah pengharapan-pengharapan, menyatakan bahwa
kesempatan-kesempatan kemajuan yang pesat dari masa lampau tidak lagi tersedia
selama dasawarsa yang akan datang.
Kemungkinan
kedua adalah pembentukan tangga-tangga karier tambahan. Kemajuan dalam
mempelajari karier dapat ditingkatkan melalui pemindahan yang rencanakan secara
bijaksana para pekerjaan yang sejajar tetapi berbeda. Satuan-satuan tugas
khusus dapat dibentuk sehingga orang yang mentok dapat diberi tanggung jawab
kepemimpinan. Dan pada waktunya, orang yang mentok dapat melakukan suatu tugas
baru, yaitu bertindak sebagai mentor bagi personalia yang lebih muda yang
memasuki organisasi. Tidak setiap orang naik untuk menjadi presiden direktur
dan kementokan dapat ditemui pada berbagai tingkat organisasi. Akhirnya, harus
dicatat bahwa orang yang mentok itu harus juga berbagi tanggung jawab untuk
memperhatikan situasi ini.
Keluarga-keluarga
berkarier ganda. Walaupun masyarakat kita pada masa lampau telah disesuaikan
untuk satu karier setiap keluarga, adalah jelas bahwa jumlah keluarga berkarier
ganda akan meningkat. Dan keluarga-keluarga ini merupakan masalah yang sulit
bagi berbagai organisasi. Pengangkatan dua anggota dari keluarga yang sama
dapat menyebabkan kesulitan tertentu bagi perusahaan yang menerapkan kebijakan-kebijakan
nepotisme yang keras.
I. Tanggung
jawab Pengembangan Karier
Pengembangan karier pada dasarnya
bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan pekerjaan
para pekerja agar semakin mampu memberikan kontribusi terbaik dalam mewujudkan
tujuan organisasi. Dari pengembangan karier tersebut memiliki tanggung jawab
diantaranya sebagai berikut:
a. Tanggung
jawab pengembangan karier tradisional, yaitu sebagai berikut:
a) Pelaksanaan
pengembangan karier bergantung sepenuhnya pada organisasi.
b) Kontrol
hasil pengembangan karier dilakukan secara ketat oleh organisasi.
c) Pengembangan
karier diartikan sebagai kegiatan promosi kejenjang jabatan yang lebih tinggi.
b. Pengembangan
karier tradisional memberikan dampak:
a) Pelaksanaannya
tidak efektif
b) kesulitan
untuk unggul dalam lingkungan bisnis ynag kompetitif
c. Pengembangan
karier dengan pendekatan baru dimanifestasikan sebagai berikut:
a) Pengembangan
karier bukan sekedar promosi mendapatkan jabatan yang lebih tinggi.
b) Sukses
karier berarti seorang pekerja mengelami kemajuan dalam bekerja berupa perasaan
puas dalam suatu jabatan yang dipercayakan organisasi karena dapat dilaksanakan
secara efektif dan produktif.
c) Sukses
dalam mengembangkan karier berarti mengalami kemajuan dalam bekerja sehingga
menjadi lebih berprestasi sebagai pekerja yang kompetitif.
d) Para
pekerja harus menyadari bahwa untuk memperoleh kemajuan dalam bekerja merupakan
tanggung jawab sendiri.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan
karir berhubungan erat dengan masa depan perusahaan atau individu sendiri,
karena perencanaan karir yang berarti proses di mana sesorang menyeleksi tujuan
karir dan arus karir untuk mencapai tujuan yang direncanakan merupakan suatu
gambaran masa depan perusahaan atau individu tersebut. Semakin bagus rencananya
maka semakin bagus pula hasil dari rencana tersebut, dan sebaliknya semakin
jelek suatu rencana individu atau perusahaan maka hasil yang didapatkan juga
buruk.
Perencanaan
karir memiliki banyak manfaat, selain untuk menata masa depan perencanaan karir
juga berfungsi untuk kedisiplinan dalam bekerja, karena perencanaan karir dapat
menjadi patokan dan cambuk motivasi agar rencana tersebut dapat dicapai.
B. Saran
Sebaiknya rencanakanlah terlebih dahulu
karir anda agar masa depan anda lebih terfokus dan lebih terencana untuk
dicapai. Jika berkarir tanpa rencana maka hasilnya tidak akan terarah dan bisa
jadi karir anda akan menjadi hancur.
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin Abdullah, Manajemen SDM Untuk Perusahaan. Jakarta:
Rajawali Pers. 2011.
Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Kencana. 2010
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Bumi Aksara. 2009.
Edwin B. Flippo, Manajemen Personalia. Jakarta:
Erlanggga. 1984.
Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Graha Ilmu. 2008.
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, Dan Riset
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2011.
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosda Karya.2008.
Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:
Pustaka Setia. 2010.
Robert L. Mathis, John H.
Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Jakarta: Salemba Empat. 2006.
Veitzhzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk
Perusahaan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. 2004.
Handoko, Hani, Manajemen. Yogyakarta: BPFE, 2003
No comments:
Post a Comment