PART IV
Apakah ini mimpi?
“ku tampar pelan pipi kananku”
Rasa
bingung tak karuan kepadanya tak terbendung lagi, komunikasi dan keakraban kita
terjalin sedemikian rupa apik tertata. Namun dia belum juga bisa menerima
cintaku, “aku masih belum ingin pacaran”, ucapnya setiap kali aku menanyakan
perasaanya kepadaku.
Setelah penantian panjang dan perjuanganku
yang melelahkan, aku merasakan sangat lelah dengan tingkahnya yang tak sedikit
berubah atau menunjukkan tanda-tanda bahwa dia akan merubah jawabnya tentang
cintaku. Jujur aku bosan dengan ucapanya, aku ingin sekali dia merasakan apa
yang aku rasakan.
Di ujung penantianku tentang cintanya,
saat kejenuhan menghampiriku dengan ribuan alasan untuk meninggalkan dan
melupakanya, namun aku harus berusaha meyakinkan cintaku kepadanya untuk yang
terakhir kalinya.
“jika kali ini aku di tolak untuk yang
keseribu kali, aku akan meninggalkannya dan mencoba mengubur dalam cintaku
kepadanya” gerutku dalam hati.
Kelas 3 semester akhir, pada hari-hari
persiapan berlangsungnya ujian nasional, kurang lebih 3tahun aku menunggunya. Aku
mencoba untuk yang kesekian kalinya menanyakan tentang perasaanya kepadaku.
Nanti
malam, iya nanti malam aku berniat menanyakan tentang perasaanya kepadaku, Jam
menunjukan pukul 09 malam, dan komunikasiku bersama dia masih lancar dan tidak
biasanya dia menemaniku selarut ini, “ah mungkin bentar lagi juga dia bilang
mau tidur”. Ucapku
15-20 menit kemudian, dan benar apa
kataku.
“udah
dulu ya fend, udah malam, mau tidur”. Isi pesan singkatnya.
Mungkin ini saatnya aku ingin membahas
tentang kita, dan perasaanya kepadaku.
“oh,
iya vi.. tapi mintak waktunya bentar kalua boleh. Aku ingin bertanya sesuatu”.
balasku
“iya,
apa?, pasti tentang yang itu?”. jawabnya
“hehe,
iya” balasku. (hehehehehehe saking seringnya aku menanyakan hal yang sama,
sampai-sampai dia sudah hafal, maklum udah ngebbet banget)
[singkatnya]
dia menanyakan keseriusanku, daan akhirnyaaaaa dia mengucapkan apa yang selama
ini aku idam idamkan, “iya aku juga sayang sama kamu”.
huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
serasa melayang dan ingin terbang, dengan rasa tak percaya.
Namun
aku ingin sekali mendengarkan langsung suaranya mengucapkan hal yang sangat aku
tunggu-tunggu itu, akhirnya aku menelepon evi dan menanyakan kebenaran isi
pesan singkat itu, dan dia mengucapkan sama persis dengan pesan yang dia
kirimkan kepadaku. “aku juga saying sama kamu”
Aku tampar
pipi kananku dan rasanya sakit
Ku ulangi
lagi, ku tampar pipi kiriku dan rasanya sakit
Aku
hentikan tamparanku karena memang iya, ini nyata dan tidak mimpi.
Perjuangan panjang yang aku lewati,
krikil-krikil cadas yang menghalang telah hilang, sekarang yang tersisah
hanyalah kebahagiaan, kebahagiaan, dan kebahagiaan.
***
Ku jalani hari-hariku yang sangat
terasa berbeda dengan sebelumnya, hidupku terasa sangat indah, terasa hanya aku
di dunia ini yang mengalami kebahagiaan ini.
No comments:
Post a Comment