PART III
Terakhir
aku bisa menyapamu
Dengan
seragam sekolah yang sama.
Teeeeg
teeeeeng teeeeeeeng..
Bunyi
bel yang terakhir aku dengar lengkap dengan canda teman sekelas.
Hari
itu, hari dimana terakhir aku memakai seragam ini, aku selalu melewati kelasnya
dengan harapan bisa bertemu bahkan menyapa dia untuk yang terakhir kali dengan
seragam ini, dan akhirnya sampai detik terkahir aku mengenakan seragam ini aku
tidak bisa bertemu dan menyapanya. Mungkin dia tidak mengerti tentang detik
detik terakhir aku mengenakan seragam ini.
[singkatnya]
aku bermasalah dengan sekolahan, dan dengan berbagai pertimbangan yang akhirnya
aku harus keluar dari sekolahan ini atau tetap tinggal namun di kelas yang
sama.
Dengan berbagai pertimbangan, jalan
terbaik yaitu meninggalkan dan mencari sekolah baru untuk meneruskan amanat
yang diberikan oleh orang tuaku untuk menimbah ilmu.
Dan semenjak kejadian itu, karena sekolahan
yang baru jauh dari rumah, aku pun memutuskan untuk menempati rumah ibuku yang
lama yang tak jauh dari daerah tempat sekolahanku.
***
Harum seragam baru, gerbang
sekolah yang berbeda dengan seisinya yang terasa hambar. Namun harus aku lalui
tanpa dia yang tercinta.
Sulit
menjalani hari tanpanya lagi, walaupun kita hanya sebatas gebetan, tapi
ternyata hal itu membuat kita menjadi lebih dekat. Berbulan-bulan ku nanti
jawabannya untuk kesekian kalinya. Tapi ternyata jawaban itulah yang sudah dia
tetapkan dan mungkin tak akan terganti, ingin hati untuk menyerah tapi sungguh
baru kali ini aku menemukan sesosok wanita yang berbeda dengan wanita yang lain.
Semenjak
seragam baruku, Sudah dua minggu aku tak bertemu dengan evi, bahkan aku tak
berusaha menghubungi evi selama itu, bukanya tak ada waktu atau sudah jengah
dengan sikap evi. aku sangat merindukanya, anya saja aku harus menahan diri.
Cooling down. Dan juga aku harus meluangkan waktu untuk menjalin keakrabanku
bersama teman-teman baruku.
Namun
kemarin aku sempatkan menelepon. Namun tidak untuk mendengar suara evi yang
kata orang “rasa rindu sedikit akan terobati jika mendengar suara orang yang
dirindukan”, Aku malah menelepon Tari, salah seorang teman akrab evi yang juga
kekasih temanku yang membantu saat aku ingin mengungkapkan perasaanku kepada
evi.
Aku
berharap dengan menghubungi Tari, aku bisa banyak bertanya tentang evi terlebih
menitipkan salam untuk orang yang sangat aku rindukan, untuk orang yang tak
pasti merindukanku..
No comments:
Post a Comment