Wednesday 25 November 2015

Lanjutan..



Manajemen Qalbu.
Tulisan kali ini hanya sekedar melengkapi tulisan sebelum-sebelumya (Getun Mburi dan Manajemen waktu agar tidak “Getun Mburi”)

Sebelum jauh kita langkahkan kaki, sejenak untuk merefleksi agar tidak terjadi kesalah”Kapraan”, “ke-kesleoan” di dalam langkah langkah kita kedepan. Dan sebelum kau beranjak, fahamilah bahwa saya sebagai penulis adalah orang yang bodoh yang iseng untuk menulis, jadi jika anda menemukan kejelekan, keburukan di dalamnya, lumrahkan saja.
Di dalam tubuh ini terdapat Akal, Ruh, dan Nafsu. Sebelum jauh membahas manajemen qalbu, saya akan mencoba suntuk mengurai dan menjelaskan perbedaan antara Akal, Ruh, dan Nafsu.

Akal
Sekilas tentang akal
Kebanyakan dari kita menganggap bahwa akal itu tidak lain adalah Otak, ehingga jika kau berkata “pakai akalmu” dengan bersamaan anda menunjuk kepada kepala kita yang kita maksut tempat dari Otak. Dan sebenarnya Akal bukanlah Otak dan tidak juga bertempat di kepala, keberadaan akal tidaklah berbentuk fisik sehingga tidak akan bisa dilihat dengan kasat mata. Namun meski demikian, fungsi dan gerakanya kita bisa merasakan.
Jika kau menggunakan Otak untuk berfikir tentang keimanan dan tauhid, pasti akan sulit untuk memahami dan mempercayai.nkarena Otak selalu menuntut bukti nyata, alasan dan sebab yang benar menurutnya. Jika kau masih menggunakan Otakmu untuk berfikir tentang keimanan maka kau tidak akan bisa beriman tetapi malah bermain main dalam keimanan.
Coba perhatikan firman allah dalam surat Al-Maaidah ayat 58 yang artinya:
“dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sholat, mereka akan menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau menggunakan akal”.
            Akal adalah alat untuk berfikir dan memahami ayat ayat allah baik yang Kauniyah maupun qaruniyah. Namun berfikir dengan Akal berbeda dengan berfikir dengan Otak, berfikir dengan akal akan berujung dengan satu kesimpulan: “Robbana Maa Kholaqta Hadza Baathila” tidak ada sesuatu apapun yang allah ciptakan sis-sia.
“sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunya akal namun tidak menggunakan pendengaranya, sedang dia menyaksikanya. Dalam ayat tersebut allah menggunakan kata Qalbu untuk menyatakan Akal

Ruh
Sekilas tentang Ruh.
Firman allah dalam Qs. Al-Israa ayat 85 yang artinya “dan mereka bertanya kepadamu tentang Ruh. Katakanlah: Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.
Ruh adalah hakikat muhammad dan hakikat muhammad disebut Nur karena bersih dari segala kegelapan. Ruh muhammad adalah ruh termurni sebagai makhluk pertama dan asal seluruh makhluk. Berasal dari ruh muhammad allah menciptakan semua ruh di alam lahut (negeri asal setelah 4000 tahun dari oenciptaan ruh muhammad). Kemudia ruh ruh itu di turunkan ketempat terendah dan dimasukkan kepada makhluk yang terendah, Yaitu Jasad. Jasad sendiri diciptakan allah dari bumi yang tersusun dari empat unsur (tanah, air, api, dan angin).
Ruh terbagi menjadi 4 bagian:
1.      Ruh Qudsi (ruh termurni)
Ruh  yang berada di alam lahut atau alam ma’rifat. Ruh ini adalah hakikat manusia yang disimpan di dalam lubuk hati.

2.      Ruh Sulthon
Ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam jabarut. Tempat ruh ini adalah fuad (mata hati).

3.      Ruh Sairani Rawani (Ruh ruhani)
Ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam mulki (alam terendah bagi ruh). Tempatnya adalah hati (qalbu).

4.      Ruh Jismani
Ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam mulki (alam terendah). Ruh jismani telah ditempatkan di dalam jasad antara daging dan darah tepatnya diwilayah dada dan anggota badan yang zahir.

Nafsu
Sekilas tentang Nafsu.
Nafsu merupakan elemen jiwa (unsur ruh) yang berpotensi mendorong tabiat badaniyah/biologis dan mengajak diri pada berbagai amal baik atau buruk.
Nafsu memiliki tingkatan tingkatan. Syekh Muhammad Al-jawi membagi nafsu dalam 7 tingkatan yang dikenal dengan istilah “marotibun Nafsi” yaitu terdiri dari:
1.      Nafsu Amaroh
Nafsu amarah tempatnya adalah “ash-shodru” (dada). Dan memiliki pasukan-pasukan antara lain:
1)      Al-Bukhlu (kikir atau pelit
2)      Al-Hirs (tamak atau rakus)
3)      Al-Hasad (hasud)
4)      Al-Jahl (bodoh)
5)      Al-Kibr (sombong)
6)      Asy-Syahwat (keinginan duniawi)

2.      Nafsu lawwamah
Nafsu lawwamah bertempat pada “Al-qalbu” (dua jari dibawah susu kiri). Dan memiliki pasukan-pasukan antara lain:
1)      Al-lahum (mencela)
2)      Al-hawa (bersenang-senang)
3)      Al-makr (menipu)
4)      Al-ujb (bangga diri)
5)      Al-ghibah (mengupat)
6)      Ar-riya’ (pamer amal)
7)      Az-zulm (zalim)
8)      Al-kidzb (dusta)
9)      Al-ghoflah (lupa)

3.      Nafsu Mulhimah
Nafsu mulhimah bertempat di “Ar-ruh” (dua jari dibawah susu kanan). Dan memiliki pasukan-pasukan antara lain:
1)      As-Sakhowah (murah hati)
2)      Al-Qona’ah (merasa cukup)
3)      Al-Hilm (Murah hati)
4)      At-Twadhu’ (rendah hati)
5)      At-Taubat(taubat)
6)      As-Shobr (sabar)
7)      At-Tahammul (bertanggung jawab)

4.      Nafsu Muthmainnah
Nafsu yang tempatnya di “as-sirr” artinya rahasia, tepatnya di dua jari dari samping susu kiri kearah dada. Dan memiliki pasukan-pasukan antara lain:
1)      Al-juud (dermawan)
2)      At-tawakkul (berserah diri)
3)      Al-ibadah (ibadah)
4)      Asy-syukur (berterimakasih)
5)      Ar-ridho (rido)
6)      Al-khosyah (takut akan melanggar larangan)

5.      Nafsu Rodhiyah
Nafsu yang tempatnya adalah “sirr Assir” yang artinya sangat rahasia, yang tepatnya di jantung yang berfungsi menggerakkan tubuh. Dan memiliki pasukan-pasukan antara lain:
1)      Al-karom
2)      Az-zuhd (meninggalkan keduniawian)
3)      Al-ikhlas (tanpa pamrih)
4)      Al-waro’ (meninggalkan syubhat)
5)      Ar-riyadhoh (latihan diri)
6)      Al-wafa’ (tepat janji)

6.      Nafsu Mardhiyah
Nafsu yang tempatnya di “Al-Akhfa” artinya sangat samar, tepatnya di tengah tengah dada. Dan memiliki pasukan-pasukan antara lain:
1)      Husnul Khuluk (baik akhlak)
2)      Tarku Maa Siwallah (meninggalkan selain allah)
3)      Al-luthfu bil kholqi (lembut kepada makhluk)
4)      Hamluhum ‘ala sholah (menguruh makhluk pada kebaikan)
5)      Shofhu ‘an dzunubihim (memaafkan kesalahan makhluk)

7.      Nafsu Kamila
1)      Ilmu Al-Yaqiin
2)      Ainun Yaqiin
3)      Haqqul Yaqiin


Manajemen Qalbu
            Banyak orang di luar sana menganggap qalbu (hati) adalah segumpal daging dalam diri manusia. Pemahaman seperti ini didasarkan pada sabda Rosulullah yang diriwayatkan (Bukhohi dan Muslim) yang artinya: “ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh, jika dia jelek maka jeleklah seluruh tubuh: ketahuilah bahwa dia adalah hati (qalbu).
            Menurut penjelasan K.H. Zainal Abidin Bazul Ashab (pimpinan pondok pesantren Az-zainiyyah, Nagrog – Sukabumi) bahwa bahasa yang digunakan rosulullah dalam hadist diatas merupakan kepiawaian komunikasi artinya yang dimaksut oleh beliau bukanlah hati yang berbentuk segumpal darah itu, melainkan tempat atau mahalnya berada ditempat itu.
Rosulullah berkata seperti itu dikarenkan pada zaman itu masih kental dengan kejahiliyahan dan tidak mau menerima sesuatu yang sulit difahami oleh otak. Maksut tujuanya agar umatnya mudah mengerti dan tidak timbul banyak pertanyaan yang menjdikan kemusyrikan dan kekufuran.
Qalbu, secara fitrah, adalah sebuah 'wadah' yang menyimpan nilai-nilai kebenaran, Di saat manusia tidak memberdayakan qalbu sebagaimana mana fungsi Qalbu, maka Akal akan menguasai jiwa sebagai pemimpin dalam diri. Akal, sebetulnya hanya ditugaskan oleh Allah untuk berpikir  tentang kejadian-kejadian di dunia sebagai tanda-tanda kebesaran-Nya.
Fungsi Qalbu sendiri digunakan untuk menstabilkan keimanan manusia dalam beribadah kepada Allah. Ketika akal belum mampu meyakini hal-hal yang sangat abstrak (ghoib) dan tidak bisa dicernah oleh akal, maka qalbu telah memulai sejak diciptakan oleh Allah dan ditiupkan ke dalam jiwa manusia sewaktu masih di rahim ibunya!
(to manage) Mengelola adalah suatu upaya agar berlangsungnya suatu system yang ada di dalam sebuah lingkungan tertentu. Maka, jika lingkungan yang kita maksut disini adalah qalbu, manajemen qalbu dapat bermakna sebagai suatu upaya yang dilakukan agar tetap berfungsinya qalbu secara fitrah untuk mengimani akan kebenaran Allah. Qalbu atau hati adalah diri manusia yang sesungguhnya saat bersama jasad. Allah SWT menciptakannya bagian dari diri manusia yang berada di dunia yang tak dapat dijangkau oleh penglihatan.
Jika anda berpikir bahwa mustahil ada langit tetapi tidak ada yang menciptakannya, Selama akal dapat berfungsi sebagaimana kodratnya, maka secara perlahan tapi pasti akan mengarahkan anda meyakini kebenaran Allah: "Adanya ciptaan (makhluk), pasti ada pencipta (kholik)-nya.
Di dalam qolbu ada yang disebut potensi, faalhamahaa fujuu rahaa wa taqwaaha (QS. Asy Syams 91 : 8), “Dan diilhamkan kepadanya yang salah dan yang taqwa (benar)”. Begitulah, qolbu ini punya potensi negatif dan potensi positif. Allah telah menyiapkan keduanya dengan adil. Dan disinilah pentingnya fungsi manajemen. Manajemen secara sederhana berarti pengelolaan dan pentadhiran. Sebuah sistem dengan manajemen yang baik, dengan pengelolaan yang baik, sekecil apapun potensi yang dimiliki, Insya Allah akan membuahkan hasil yang optimal.

Sedikit tambahan sekiranya untuk menambah refrensi kita.
Ada 3 Tiupan roh yang ditiupkan oleh Allah ke Nabi adam As.
Kepala, akal
Dada, hati
Perut, syahwat
Itu pilihan bagi manusia pengelolaan hidupnya dengan kepemimpinan akal atau hati ataukah syahwat dan Saya tidak akan pernah menjelaskan rincian satu persatu yang membuat saya sok pintar dihadapan anda.
Saya menemukan satu ayat alquran yang mungkin berhubungan dengan apa yang sedang saya tulis. “Al misbahu fi sujajah” yang artinya Hatimu dibatasi oleh akalmu.

Kepemimpinan manusia terletak pada akalnya dan bahaya manusia terletak di potensi hatinya. Janganlah mendewakan kalbu (seperti orang-orang lain yang sedang mendewakan kalbu, kalbu yang seolah-olah suci).
Jika kamu menuruti hatimu tanpa Manajemen hatimu dengan akal maka sebaik baik kamu, kamu akan hancur. Jika kamu mampu manajemen hatimu dengan akal maka kamu akan menyala tanpa harus ada motifasi
Ukur dirimu, tempatkan dirimu tanpa membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain. Tempatkan dirimu pada tempat yang kau rasa tepat untuk kau tepati tanpa iri hati ataupun dengki dengan sekitarmu.

Batu, Emas, Mutiara
Apa perbedaan antara batu, emas, dan mutiara?
Apa batu menjadi rendah jika dihadapkan pada emas?
Apa emas menjadi rendah jika dihadapkan pada mutiara?
Disini saya tidak akan membahas dari ilmu geografi, Batu, Emas, Mutiara diatas sekedar simbolis untuk alat ukur.
Batu jangan di Emaskan dan emas jangan di Batukan, apalagi bongkahan Batu di letakkan di tempatnya Emas. Jangan sampai Mutiara tertukar dengan Batu ataupun sebaliknya.
Cita citamu tidak akan pernah berhasil jika kamu belum bisa menempatkan batu di tempat batu dan emas ditempat emas, dan mutiara di tempat mutiara.
Jika kau mampu untuk itu, hidupmu akan seperti mutiara yang tetap dianggap mutiara meskipun dilubangan berlumpur.

QALBU = RUH = AKAL = NAFSU
Sebuah pertanyaan: jika ada dihadapan kita terdapat sosok mayat, Apa yang sudah meninggalkan mayat tersebut? Apakah Qalbunya, Ruhnya, Akalnya? Maka jawaban yang pasti adalah “Semuanya”

Jika anda menjawab Qalbunya
 Ketika seseorang itu meninggal maka qalbunya yang selalu menjadi sumber Perasa (sedih, senang, marah, menyesal, tentram) akan hilang, dan tidak akan merasakan apa-apa lagi.

Jika anda menjawab Ruhnya
            Ruh adalah nyawa bagi mayat itu, setelah ruhnya tidak ada maka mayat itu tidak bernyawa lagi, tidak bernafas lagi dan tidak berdetak lagi serta nadinya[un tidak berdenyut.

Jika anda menjawab Akalnya
            Setelah seseorang yang menjadi mayat tidak akan pernah bisa berfikir lagi, tidak akan faham lagi dengan ilmu-ilmu yang pernah dulu dipelajarinya.

Jika anda menjawab Nafsunya.
            Nafsu adalah unsur dalam jiwa orang yang masih hidup untuk yang memiliki keinginan baik maupun buruk. Jika seseorang telah menjadi mayat maka dia tidak akan punya keinginan lagi.

Jawaban semua Benar, maka berarti keempat nama yang berbeda itu adalah satu, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Al-Ghozali r.a qalbu, Ruh, Akal, Nafsu adalah satu (Syai’un wahidun).

S E M O G A  B E R M A N F A A T

No comments: