Manajemen Qalbu.
Tulisan kali ini hanya sekedar
melengkapi tulisan sebelum-sebelumya (Getun Mburi dan Manajemen waktu agar
tidak “Getun Mburi”)
Sebelum jauh kita langkahkan kaki,
sejenak untuk merefleksi agar tidak terjadi kesalah”Kapraan”, “ke-kesleoan” di
dalam langkah langkah kita kedepan. Dan sebelum kau beranjak, fahamilah bahwa
saya sebagai
penulis adalah orang yang bodoh yang iseng untuk menulis, jadi jika anda
menemukan kejelekan, keburukan di dalamnya, lumrahkan saja.
Di dalam
tubuh ini terdapat Akal, Ruh, dan Nafsu. Sebelum
jauh membahas manajemen qalbu, saya akan mencoba suntuk mengurai dan
menjelaskan perbedaan antara Akal, Ruh, dan Nafsu.
Akal
Sekilas
tentang akal
Kebanyakan dari kita menganggap bahwa akal
itu tidak lain adalah Otak, ehingga jika kau berkata “pakai akalmu” dengan
bersamaan anda menunjuk kepada kepala kita yang kita maksut tempat dari Otak.
Dan sebenarnya Akal bukanlah Otak dan tidak juga bertempat di kepala,
keberadaan akal tidaklah berbentuk fisik sehingga tidak akan bisa dilihat
dengan kasat mata. Namun meski demikian, fungsi dan gerakanya kita bisa
merasakan.
Jika kau menggunakan Otak untuk berfikir
tentang keimanan dan tauhid, pasti akan sulit untuk memahami dan
mempercayai.nkarena Otak selalu menuntut bukti nyata, alasan dan sebab yang
benar menurutnya. Jika kau masih menggunakan Otakmu untuk berfikir tentang
keimanan maka kau tidak akan bisa beriman tetapi malah bermain main dalam
keimanan.
Coba perhatikan firman allah dalam surat
Al-Maaidah ayat 58 yang artinya:
“dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk
(mengerjakan) sholat, mereka akan menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang
demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau menggunakan
akal”.
Akal adalah alat untuk berfikir dan
memahami ayat ayat allah baik yang Kauniyah maupun qaruniyah. Namun berfikir
dengan Akal berbeda dengan berfikir dengan Otak, berfikir dengan akal akan
berujung dengan satu kesimpulan: “Robbana Maa Kholaqta Hadza Baathila” tidak
ada sesuatu apapun yang allah ciptakan sis-sia.
“sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat
peringatan bagi orang-orang yang mempunya akal namun tidak menggunakan
pendengaranya, sedang dia menyaksikanya. Dalam ayat tersebut allah menggunakan
kata Qalbu untuk menyatakan Akal
Ruh
Sekilas
tentang Ruh.
Firman allah dalam Qs. Al-Israa ayat 85 yang
artinya “dan mereka bertanya kepadamu
tentang Ruh. Katakanlah: Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu
diberi pengetahuan melainkan sedikit”.
Ruh adalah hakikat muhammad dan hakikat muhammad disebut
Nur karena bersih dari segala kegelapan. Ruh muhammad adalah ruh termurni
sebagai makhluk pertama dan asal seluruh makhluk. Berasal dari ruh muhammad
allah menciptakan semua ruh di alam lahut (negeri asal setelah 4000 tahun dari
oenciptaan ruh muhammad). Kemudia ruh ruh itu di turunkan ketempat terendah dan
dimasukkan kepada makhluk yang terendah, Yaitu Jasad. Jasad sendiri diciptakan
allah dari bumi yang tersusun dari empat unsur (tanah, air, api, dan angin).
Ruh terbagi menjadi 4 bagian:
1.
Ruh Qudsi (ruh termurni)
Ruh
yang berada di alam lahut atau alam ma’rifat. Ruh ini adalah hakikat
manusia yang disimpan di dalam lubuk hati.
2.
Ruh Sulthon
Ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di
alam jabarut. Tempat ruh ini adalah fuad (mata hati).
3.
Ruh Sairani Rawani (Ruh ruhani)
Ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di
alam mulki (alam terendah bagi ruh). Tempatnya adalah hati (qalbu).
4.
Ruh Jismani
Ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di
alam mulki (alam terendah). Ruh jismani telah ditempatkan di dalam jasad antara
daging dan darah tepatnya diwilayah dada dan anggota badan yang zahir.
Nafsu
Sekilas
tentang Nafsu.
Nafsu merupakan elemen jiwa (unsur ruh) yang
berpotensi mendorong tabiat badaniyah/biologis dan mengajak diri pada berbagai
amal baik atau buruk.
Nafsu memiliki tingkatan tingkatan. Syekh Muhammad
Al-jawi membagi nafsu dalam 7 tingkatan yang dikenal dengan istilah “marotibun
Nafsi” yaitu terdiri dari:
1.
Nafsu Amaroh
Nafsu amarah tempatnya adalah “ash-shodru”
(dada). Dan memiliki pasukan-pasukan antara lain:
1) Al-Bukhlu (kikir atau pelit
2) Al-Hirs (tamak atau rakus)
3) Al-Hasad (hasud)
4) Al-Jahl (bodoh)
5) Al-Kibr (sombong)
6) Asy-Syahwat (keinginan duniawi)
2.
Nafsu lawwamah
Nafsu lawwamah bertempat pada “Al-qalbu” (dua
jari dibawah susu kiri). Dan memiliki pasukan-pasukan antara lain:
1) Al-lahum (mencela)
2) Al-hawa (bersenang-senang)
3) Al-makr (menipu)
4) Al-ujb (bangga diri)
5) Al-ghibah (mengupat)
6) Ar-riya’ (pamer amal)
7) Az-zulm (zalim)
8) Al-kidzb (dusta)
9) Al-ghoflah (lupa)
3.
Nafsu Mulhimah
Nafsu mulhimah bertempat di “Ar-ruh” (dua
jari dibawah susu kanan). Dan memiliki pasukan-pasukan antara lain:
1) As-Sakhowah (murah hati)
2) Al-Qona’ah (merasa cukup)
3) Al-Hilm (Murah hati)
4) At-Twadhu’ (rendah hati)
5) At-Taubat(taubat)
6) As-Shobr (sabar)
7) At-Tahammul (bertanggung jawab)
4.
Nafsu Muthmainnah
Nafsu yang tempatnya di “as-sirr” artinya
rahasia, tepatnya di dua jari dari samping susu kiri kearah dada. Dan memiliki
pasukan-pasukan antara lain:
1) Al-juud (dermawan)
2) At-tawakkul (berserah diri)
3) Al-ibadah (ibadah)
4) Asy-syukur (berterimakasih)
5) Ar-ridho (rido)
6) Al-khosyah (takut akan melanggar larangan)
5.
Nafsu Rodhiyah
Nafsu yang tempatnya adalah “sirr Assir” yang
artinya sangat rahasia, yang tepatnya di jantung yang berfungsi menggerakkan
tubuh. Dan memiliki pasukan-pasukan antara lain:
1) Al-karom
2) Az-zuhd (meninggalkan keduniawian)
3) Al-ikhlas (tanpa pamrih)
4) Al-waro’ (meninggalkan syubhat)
5) Ar-riyadhoh (latihan diri)
6) Al-wafa’ (tepat janji)
6.
Nafsu Mardhiyah
Nafsu yang tempatnya di “Al-Akhfa” artinya
sangat samar, tepatnya di tengah tengah dada. Dan memiliki pasukan-pasukan
antara lain:
1) Husnul Khuluk (baik akhlak)
2) Tarku Maa Siwallah (meninggalkan selain
allah)
3) Al-luthfu bil kholqi (lembut kepada makhluk)
4) Hamluhum ‘ala sholah (menguruh makhluk pada
kebaikan)
5) Shofhu ‘an dzunubihim (memaafkan kesalahan
makhluk)
7.
Nafsu Kamila
1) Ilmu Al-Yaqiin
2) Ainun Yaqiin
3) Haqqul Yaqiin
Manajemen
Qalbu
Banyak orang di luar sana
menganggap qalbu (hati) adalah segumpal daging dalam diri manusia. Pemahaman
seperti ini didasarkan pada sabda Rosulullah yang diriwayatkan (Bukhohi dan
Muslim) yang artinya: “ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging,
jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh, jika dia jelek maka jeleklah seluruh
tubuh: ketahuilah bahwa dia adalah hati (qalbu).
Menurut penjelasan K.H.
Zainal Abidin Bazul Ashab (pimpinan pondok pesantren Az-zainiyyah, Nagrog –
Sukabumi) bahwa bahasa yang digunakan rosulullah dalam hadist diatas merupakan
kepiawaian komunikasi artinya yang dimaksut oleh beliau bukanlah hati yang
berbentuk segumpal darah itu, melainkan tempat atau mahalnya berada ditempat
itu.
Rosulullah berkata seperti itu dikarenkan pada zaman itu masih kental
dengan kejahiliyahan dan tidak mau menerima sesuatu yang sulit difahami oleh
otak. Maksut tujuanya agar umatnya mudah mengerti dan tidak timbul banyak
pertanyaan yang menjdikan kemusyrikan dan kekufuran.
Qalbu, secara fitrah, adalah
sebuah 'wadah' yang menyimpan nilai-nilai kebenaran, Di saat manusia tidak
memberdayakan qalbu sebagaimana mana fungsi Qalbu, maka Akal akan menguasai jiwa
sebagai pemimpin dalam diri. Akal, sebetulnya hanya
ditugaskan oleh Allah untuk berpikir tentang
kejadian-kejadian di dunia sebagai tanda-tanda kebesaran-Nya.
Fungsi Qalbu sendiri
digunakan untuk menstabilkan keimanan manusia dalam beribadah kepada Allah.
Ketika akal belum mampu meyakini hal-hal yang sangat abstrak (ghoib) dan tidak bisa dicernah oleh akal, maka qalbu telah memulai sejak diciptakan oleh Allah dan
ditiupkan ke dalam jiwa manusia sewaktu masih di rahim ibunya!
(to manage) Mengelola adalah suatu upaya agar berlangsungnya suatu system yang ada di dalam
sebuah lingkungan tertentu. Maka, jika lingkungan yang kita maksut disini adalah qalbu, manajemen qalbu dapat bermakna
sebagai suatu upaya yang dilakukan agar tetap berfungsinya qalbu
secara fitrah untuk mengimani akan kebenaran Allah. Qalbu atau hati adalah diri
manusia yang sesungguhnya saat bersama jasad. Allah SWT menciptakannya bagian
dari diri manusia yang berada di dunia yang tak dapat dijangkau oleh
penglihatan.
Jika anda berpikir bahwa mustahil
ada langit tetapi tidak ada yang menciptakannya, Selama
akal dapat berfungsi sebagaimana kodratnya, maka secara perlahan tapi pasti
akan mengarahkan anda meyakini kebenaran Allah: "Adanya ciptaan (makhluk),
pasti ada pencipta (kholik)-nya.
Di dalam
qolbu ada yang disebut potensi, “faalhamahaa fujuu rahaa wa
taqwaaha” (QS. Asy Syams 91 : 8),
“Dan diilhamkan kepadanya yang salah dan yang taqwa (benar)”. Begitulah, qolbu
ini punya potensi negatif dan potensi positif. Allah telah menyiapkan keduanya
dengan adil. Dan disinilah pentingnya fungsi manajemen. Manajemen secara
sederhana berarti pengelolaan dan pentadhiran. Sebuah sistem dengan manajemen
yang baik, dengan pengelolaan yang baik, sekecil apapun potensi yang dimiliki,
Insya Allah akan membuahkan hasil yang optimal.
Sedikit
tambahan sekiranya untuk menambah refrensi kita.
Ada 3 Tiupan roh yang ditiupkan oleh Allah ke Nabi adam As.
Kepala, akal
Dada, hati
Perut, syahwat
Itu pilihan bagi manusia pengelolaan hidupnya dengan
kepemimpinan akal atau hati ataukah syahwat dan Saya tidak akan pernah
menjelaskan rincian satu persatu yang membuat saya sok
pintar dihadapan anda.
Saya menemukan satu ayat alquran yang mungkin berhubungan
dengan apa yang sedang saya tulis. “Al misbahu fi sujajah” yang artinya Hatimu dibatasi oleh akalmu.
Kepemimpinan manusia terletak pada
akalnya dan bahaya manusia terletak di potensi hatinya. Janganlah mendewakan
kalbu (seperti orang-orang lain yang sedang mendewakan kalbu, kalbu yang
seolah-olah suci).
Jika kamu menuruti hatimu tanpa Manajemen hatimu dengan akal
maka sebaik baik kamu, kamu akan hancur. Jika kamu mampu manajemen hatimu
dengan akal maka kamu akan menyala tanpa harus ada motifasi
Ukur dirimu, tempatkan dirimu tanpa membanding-bandingkan
dirimu dengan orang lain. Tempatkan dirimu pada tempat yang kau rasa tepat
untuk kau tepati tanpa iri hati ataupun dengki dengan sekitarmu.
Batu, Emas, Mutiara
Apa perbedaan antara batu, emas, dan mutiara?
Apa batu menjadi rendah jika dihadapkan pada emas?
Apa emas menjadi rendah jika dihadapkan pada mutiara?
Disini saya tidak akan membahas dari ilmu geografi, Batu, Emas,
Mutiara diatas sekedar simbolis untuk alat ukur.
Batu jangan di Emaskan dan emas jangan di Batukan, apalagi
bongkahan Batu di letakkan di tempatnya Emas. Jangan sampai Mutiara tertukar
dengan Batu ataupun sebaliknya.
Cita citamu tidak akan pernah berhasil jika kamu belum bisa
menempatkan batu di tempat batu dan emas ditempat emas, dan mutiara di tempat
mutiara.
Jika kau mampu untuk itu, hidupmu akan seperti mutiara yang
tetap dianggap mutiara meskipun dilubangan berlumpur.
QALBU
= RUH = AKAL = NAFSU
Sebuah
pertanyaan: jika ada dihadapan kita terdapat sosok mayat, Apa yang sudah
meninggalkan mayat tersebut? Apakah Qalbunya, Ruhnya, Akalnya? Maka jawaban
yang pasti adalah “Semuanya”
Jika
anda menjawab Qalbunya
Ketika seseorang
itu meninggal maka qalbunya yang selalu menjadi sumber Perasa (sedih, senang,
marah, menyesal, tentram) akan hilang, dan tidak akan merasakan apa-apa lagi.
Jika
anda menjawab Ruhnya
Ruh adalah nyawa bagi mayat itu,
setelah ruhnya tidak ada maka mayat itu tidak bernyawa lagi, tidak bernafas
lagi dan tidak berdetak lagi serta nadinya[un tidak berdenyut.
Jika
anda menjawab Akalnya
Setelah seseorang yang menjadi mayat
tidak akan pernah bisa berfikir lagi, tidak akan faham lagi dengan ilmu-ilmu
yang pernah dulu dipelajarinya.
Jika
anda menjawab Nafsunya.
Nafsu adalah unsur dalam jiwa orang
yang masih hidup untuk yang memiliki keinginan baik maupun buruk. Jika
seseorang telah menjadi mayat maka dia tidak akan punya keinginan lagi.
Jawaban semua Benar, maka berarti keempat nama yang
berbeda itu adalah satu, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Al-Ghozali r.a
qalbu, Ruh, Akal, Nafsu adalah satu (Syai’un wahidun).
S E M O G A B E R M A N F A A T
No comments:
Post a Comment