APA KALIAN CUMA BISA BERTUTUR?
Mata ini tak sanggup menatap
Telinga ini tak sanggup mendengar
Hati menangis menyaksikan
Apa yang seharusnya aku lakukan?
Diam, marah, ataukah menghindar dari ini
semua?
Oh, tuhan kenapa kau buat sekenario yang
sama berhari-hari, meskipun aku yakin kau menginginkan sesuatu dari ini semua,
tapi sampai kapan? Kau pasti bisa merubah dengan sekejap mata amarah menjadi
senyuman.
Jadikan ucapan-ucapan yang tak
sepantasnya di ucap menjadi takbir dan tasbihmu
Jadikan amarah menjadi kasih sayang
seperti hari-hari kemarin
Dia yang selalu mengingatkanku, tapi
sekarang kenapa dia tidak menggunakan kata-kata dia sendri untuk dirinya
sendiri “Setahun dia Cuma sebulan bahkan kurang sebulan di rumah, usahakan
untuk membahagiakanya”. ujarnya untukku saat aku melakukan tindakan yang tidak
menyenangkan.
Dan dia yang setiap harinya memberi
kebahagiaan kepadaku dan keluarga, sering bahkan setiap hari dia mengucap
melalui tatapan mata ataupun di dalam sebuah komunikasi jarak jauh yang
mengatakan “bahagiakan dia, jangan sesekali kau menyakiti hatinya, aku tidak
ingin dengar bahwa dia sakit lagi, aku disini (perantauan) rela memeras
keringat bahkan tanpa makan sekalipun untuk kalian semua disana”
MANA SEMUA ITU?
APA KALIAN CUMA BISA BERTUTUR?
Masa-masa seperti ini seharusnya sudah
kalian habiskan 7-9 tahun yang lalu, sekarang kalian tinggal menikmati
hari-hari tua kalian dan melihat anak-anak kalian mulai tumbuh, melihat mereka
berusaha membahagiakan kalian dan mulai membangun masa depan
mereka sendiri.
Januari,
2015
No comments:
Post a Comment